Aksi Sadis Serial Killer Dukun Palsu Mbah Slamet: Awal Mula Terbongkar dan Fakta-faktanya

judulgambar Petugas menemukan 10 mayat diduga korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (Foto: Uje Hartono)
Banjarnegara - Penangkapan Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet menggegerkan warga. Pria ini mengaku sebagai dukun pengganda uang yang merayu korbannya melalui Facebook.

Mbah Slamet ditangkap usai diduga meracun korbannya yang tertipu. Korban ini diketahui dikubur di ladangnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Pengungkapan ini membongkar fakta mengerikan. Polisi menemukan 'kuburan massal' di ladang Mbah Slamet, yang diduga merupakan para korban aksi keji dukun palsu ini.

Aksi sadis serial killer Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah terbongkar. Hilangnya PO (53) pria asal Sukabumi, Jawa Barat, menjadi kunci terbongkarnya aksi sadis itu.

PO ditemukan tewas pada Sabtu (1/4) di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Jasad PO ditemukan di kubur di pinggiran hutan.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menyebut PO sempat menemui Mbah Slamet Tohari bersama anaknya GE. Mereka datang ke Banjarnegara pada Juli 2022. Pada 20 Maret 2023, PO seorang diri mendatangi Mbah Slamet untuk menagih penggandaan uang.

Dua hari kemudian, pada 23 Maret 2023, korban sempat mengirim pesan kepada anaknya. Dalam pesan tersebut korban menyampaikan jika tengah di rumah pelaku. Korban juga meminta agar anaknya mencarinya bersama aparat jika dirinya sudah tidak bisa dihubungi.

"Nah pada tanggal 23 Maret, korban sempat komunikasi dengan anaknya. Menyampaikan kalau korban sedang di rumah pelaku. Dan pada esok harinya, korban sudah tidak bisa dihubungi," jelas Hendri saat pers release di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023).

Dengan pesan yang disampaikan korban, GE anak korban kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Dari hasil pengembangan, petugas menangkap Slamet Tohari.
Mbah Slamet saat dikeler polisi di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara. Diduga berkaitan dengan kasus pembunuhan. Foto diunggah Minggu (2/4/2023) malam. (Foto: Tangkapan Layar)
Mengaku Dukun Pengganda Uang
Hendri mengungkapkan korban menemui pelaku di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, karena berniat menggandakan uang. Informasi tentang penggandaan uang itu dia peroleh dari postingan di Facebook.

Korban disebut sudah beberapa kali memberikan mahar kepada pelaku. Namun uang yang dijanjikan pelaku tidak kunjung diberikan.

"Korban sudah memberikan mahar berkali-kali. Kemudian korban berusaha menagih karena yang katanya bisa menggandakan uang tapi tidak diberikan," jelasnya.

Korban Diracuni dengan Alasan Ritual
Pelaku yang kesal terhadap korban kemudian memberikan minuman yang dicampur racun ikan. Dalihnya sebagai ritual.

"Korban diberi minuman yang sudah diberi obat potas. Alasannya minuman itu untuk ritual. Kemudian setelah korban tewas, dikubur di jalan setapak menuju hutan," ujarnya.

Tangan Kanan Mbah Slamet Ditangkap
Polisi juga menangkap si tangan kanan ST, yakni BS. BS bertugas mengiklankan ST sebagai pengganda uang. "BS ini yang memposting di media sosial, dan yang mempertemukan korban ke pelaku,' tambahnya.

Janjikan Uang Rp 5 M
Kepada korban, PO (53) Mbah Slamet menjanjikan akan memberikan uang Rp 5 miliar. Mbah Slamet mengaku korban PO sudah memberikan uang Rp 70 juta kepadanya.

Dari jumlah tersebut, korban dijanjikan akan diberikan uang Rp 5 miliar. Dari jumlah tersebut, pelaku mengaku sempat memberikan uang kepada korban sebanyak Rp 11 juta. Selain itu korban tidak pernah lagi diberikan uang.

"Korban pernah diberi uang Rp 11 juta. Setelah itu tidak lagi," jelas Slamet.

Polisi Temukan Kuburan Massal
Jumlah korban kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara bertambah. Polisi kembali menemukan 10 mayat korban di kebun milik tersangka.

Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, Sat Reskrim Polres Banjarnegara kembali melakukan penggalian di kebun milik pelaku. Berbekal informasi yang diberikan pelaku, penggalian dilakukan di sekitar lokasi korban PO warga Sukabumi Jawa Barat.


Temukan 10 Mayat
Hasilnya, hingga pukul 15.00 WIB, polisi menemukan 10 mayat yang dikubur di lahan milik pelaku ST. Berdasarkan pantauan detikJateng di lokasi kejadian, beberapa mayat dikubur dalam satu lubang.

Beberapa mayat diperkirakan sudah dikubur dalam waktu lama. Lantaran kondisi mayat tinggal tulang. Polisi hingga saat ini masih terus melakukan pendalaman perihal jumlah korban ST.

"Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin. Di lahan milik pelaku ST," kata Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (3/4).

Istri Mbah Slamet Ngaku Ditelantarkan
Ditemui di rumahnya istri Slamet Tohari, Sanem, mengaku tidak mengetahui aksi yang dilakukan suaminya tersebut. Bahkan, ia mengaku sudah ditelantarkan dalam satu tahun terakhir.

"Sudah satu tahun ini malah saya ditelantarkan sama suami," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (3/4).

Ia bahkan mengaku tidak mengetahui pekerjaan pasti suaminya. Menurutnya suaminya banyak bekerja di jalanan.

"Pekerjaan tidak jelas. Setahu saya bekerjanya di jalanan. Jadi aktivitasnya apa saya tidak tahu," ucapnya.

Tim DVI Polda Jateng Diterjunkan
Polisi menemukan 10 mayat korban aksi sadis Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang palsu di Banjarnegara. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng diterjunkan untuk mengidentifikasi korban.

"Sepuluh jenazah masih penyelidikan, malam ini akan diidentifikasi tim DVI Polda Jateng," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal lewat pesan singkat, Senin (3/4/2023).

10 mayat itu ditemukan dikubur di lahan milik Mbah Slamet di perbukitan, Desa Balun, Kecamatan Wanayasa.

"Dari jumlah kerangka yang diketemukan diperkirakan ada 10 yang masih proses identifikasi," jelas Iqbal.

Sumber: Kunjungi ➡️
Baca juga

Related Posts

X
Komentar
Sembunyikan

0 Response to "Aksi Sadis Serial Killer Dukun Palsu Mbah Slamet: Awal Mula Terbongkar dan Fakta-faktanya"

Posting Komentar

 
Back to top