Harta Karun Saksi Bisu Perang Terakhir Bali Segera Kembali ke Ibu Pertiwi

Keris Klungkung (Museum Nasional Kebudayaan Dunia, Belanda) Keris Klungkung (Museum Nasional Kebudayaan Dunia, Belanda)
Jakarta Belanda akan mengembalikan ratusan harta karun ke Indonesia. salah satu harta karun yang akan dikembalikan adalah keris Klungkung.

Keris tersebut merupakan peninggalan dari kerajaan terakhir di bali yang bertahan melawan penjajah Belanda di masa lalu, Kerajaan Klungkung. Keris itu menjadi saksi bisu 'pertempuran sampai mati' atau 'puputan' ketika melawan kolonialisme.

Total ada 472 benda bersejarah yang akan dipulangkan oleh belanda ke Indonesia Senin 10 Juli 2023. Keris Klungkung menjadi bagian dari ratusan benda tersebut.

Selain itu, ada juga koleksi Pita Maha berupa lukisan. Lukisan itu merupakan karya dari komunitas Pita Maha di Bali. Pita Maha adalah gerakan seni yang berkembang di Bali mulai era 1930-an oleh seniman Bali dan Eropa.

Berikut adalah rincian 472 benda bersejarah dari Indonesia yang akan dikembalikan Belanda: - 'Harta Karun Lombok', terdiri dari 355 benda dari Lombok

- Empat patung dari Singasari

- Satu keris dari Klungkung

- Koleksi Pita Maha, terdiri atas 132 benda dari Bali

Asal-Usul Keris Klungkung
Dilansir dokumen Komite Koleksi Kolonial, keris Klungkung selama ini menjadi bagian dari Koleksi Kesenian Nasional yang dikelola Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW) dengan nomor inventaris RV-3600-193. Saat ini, keris Klungkung masih berada di Museum Volkenkunde, Leiden, dan menunggu 'terbang pulang' ke Indonesia.

Asal-usul keris ini telah ditelusuri oleh peneliti dari Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW), T Quist. Keris ini dirampas atau direbut oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) pada April 1908, atau sebelum Indonesia berdiri. Saat itu, terjadi puputan (ritual pertempuran sampai akhir) di Klungkung, sebelah tenggara Bali.

"Kampanye militer tahun 1908 adalah ekspedisi hukuman terhadap Istana Klungkung di bawah Raja Dewa Agung Jambe II yang menentang monopoli Belanda atas perdagangan opium dan yang orang-orang setempatnya menyita kapal layar China," tulis Komite Koleksi Kolonial tersebut, berdasarkan penelusuran T Quist.

Puputan berlangsung antara pasukan KNIL melawan pihak Kerajaan Klungkung. Raja Klungkung dan lebih dari seratus pengikutnya, kerabat, serta orang-orang setempat tewas, dan 50 orang lainnya dari pihak Bali terluka. Ekspedisi KNIL di Bali sejak 1846 berakhir pula pada saat itu.

Meski begitu, masih belum jelas betul apakah keris ini dirampas di medan perang atau setelah pertempuran padam. Belum jelas betul apakah keris itu milik raja atau bukan.

Diambil Alih Belanda
Keris tersebut dikirim ke Belanda pada November 1908. Lalu dipindahkan ke Museum Etnografi Akademi Militer Kerajaan (KMA) di Breda, Belanda, pada Maret 1909. Koleksinya diambil alih oleh Museum Etnologi Belanda pada 1956.

Keris Klungkung ini bermaterialkan logam besi, nikel, kayu, batu permata, emas, dan gading. Keris ini punya ukuran panjang 67,5 cm, panjang bilah 54 cm, panjang gagang 13,5 cm, panjang sarung keris (warangka) 54 cm.

Keris ini punya bilah bergelombang menunjukkan pamornya. Polanya berwarna abu-abu, berasal dari penempaan besi dan logam yang mengandung nikel. Antara bilah dan gagang, ada enam batu mulia, dan pada gagangnya ada 24 batu mulia.

Tertulis di situs web Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW) Belanda, keris ini memiliki bilah dengan pola butiran beras (wos wutah pamor) dan memiliki lima belas lekukan. Pelat pelindung (ganja) asimetris memiliki titik tajam (greneng) di salah satu sisinya. Cincin batang emas (mendak) dihiasi dengan enam batu mulia. Gagang melengkung bertatahkan berbagai jenis permata dan berbentuk setan (raksasa) yang harus menangkal kejahatan.

Sumber: Kunjungi ➡️
Baca juga
X
Komentar
Sembunyikan

0 Response to "Harta Karun Saksi Bisu Perang Terakhir Bali Segera Kembali ke Ibu Pertiwi"

Posting Komentar

 
Back to top

Arymedia Blogger theme. Berminat? Hubungi ARYMEDIA.

Lanjut scroll untuk lanjut baca artikel.