Informasi Intelijen dan Gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia

Gambar ilustrasi (Edi Wahyono) Gambar ilustrasi (Edi Wahyono)
Arymedia -

PSSI sudah menerima informasi intelijen potensi penolakan kehadiran Timnas Israel sejak tahun lalu. Langkah antisipasi urung dilakukan lantaran Tragedi Kanjuruhan.



Mimpi para talenta muda sepakbola Indonesia bermain di Piala Dunia U-20 musnah pada Rabu, 29 Maret lalu. Malam itu, Federasi Sepakbola Dunia alias FIFA secara resmi mengumumkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah ajang bal-balan paling bergengsi bagi usia muda ini.

Tangis mengiringi pupusnya mimpi setelah 44 tahun penantian Indonesia. Kekecewaan tampak jelas dari para penggawa timnas U-20 setelah Nova Arianto menyampaikan kabar itu di lobi Hotel Sultan, Jakarta Selatan.

“Sebenarnya saya sangat berat untuk menyampaikan ini ya, tapi karena situasinya coach (pelatih) Shin (Shin Tae-yong) masih mengurung diri di kamar, ya saya yang harus menyampaikan ke anak-anak,” tutur asisten pelatih Timnas Indonesia U-20 ini kepada media di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 31 Maret lalu.

Nova bercerita, sebetulnya kabar gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sudah didengar ofisial timnas sehari sebelum FIFA mengumumkannya secara resmi. Isu itu berembus sesaat setelah Indonesia memenangi pertandingan melawan Burundi dengan skor 2-0 pada Selasa, 28 Maret malam. Alasan keamanan seluruh peserta Piala Dunia U-20 disebut-sebut sebagai dalih utama pembatalan itu.

Namun, ketika itu, Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, yang hadir nonton bareng bersama seluruh ofisial timnas U-20, berupaya meyakinkan bahwa Indonesia masih punya kesempatan. Erick bilang bakal melobi Presiden FIFA Gianni Infantino agar Indonesia tetap diizinkan menggelar Piala Dunia U-20. Malam itu, Erick pun berpamitan sekaligus memohon doa kepada para pemain dan ofisial timnas U-20 untuk berangkat ke Doha, Qatar menemui Gianni.

“Kita, coach, staf, dan pemain, selama belum ada yang resmi, kita masih berharap kita masih bisa main di Piala Dunia (U-20),” kata eks pemain yang menjadi perisai pertahanan Persib Bandung ini.

Kedatangan Erick ke Doha merupakan tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo setelah FIFA membatalkan undian fase grup Piala Dunia U-20 di Bali, yang seharusnya digelar pada Sabtu, 31 Maret lalu. Informasi pembatalan drawing Piala Dunia U-20 itu disampaikan FIFA kepada PSSI pada Ahad, 26 Maret 2023. Indonesia juga diisukan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Pembatalan itu disebut-sebut sebagai imbas dari penolakan sejumlah kepala daerah, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan atas kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia. Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo termasuk yang menolak kehadiran timnas Israel. Keduanya merupakan kader PDI Perjuangan. Stadion di daerah mereka berdualah yang digunakan sebagai tempat bertanding tim Piala Dunia U-20.

Ketua Dewan Pengurus Pusat PDI Perjuangan Bidang Keagamaan dan Kepercayaan Hamka Haq mengatakan penolakan Ganjar dan Wayan terhadap kedatangan Israel sudah sesuai dengan sikap partai. Hamka bilang keduanya merupakan kader partai yang berpegang teguh pada prinsip Presiden ke-1 RI Sukarno, yang sejak dulu menolak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

“Bukan hanya untuk diplomasi, tapi eksistensi negara itu tidak kita akui selama masih menjajah Palestina,” jelas Hamka kepada media pekan lalu.

Pembatalan drawing dan penolakan terhadap kedatangan Israel ini membuat pemerintah harus mencari cara lain untuk membujuk FIFA agar Piala Dunia U-20 tetap dihelat di Indonesia. Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah sempat mengadakan rapat dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sebab, bagaimanapun, kata Muhadjir, menerima kehadiran Israel secara terbuka di Indonesia sama saja menentang konstitusi. Sementara itu, di sisi lain, perhelatan Piala Dunia U-20, yang sudah dipersiapkan sejak 2019, juga tidak bisa begitu saja dibatalkan. Apalagi pelaksanaan Piala Dunia U-20 ini juga sudah tertuang dalam Maklumat Pemerintah RI pada 7 Agustus 2019.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI pada Selasa, 28 Maret lalu, Muhadjir pun menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengupayakan negosiasi dengan FIFA.

Beberapa perwakilan PSSI juga sudah dikirim ke Qatar untuk menyampaikan sejumlah solusi dan syarat kepada FIFA. Solusi dan syarat itu datang dari usulan sejumlah pemangku kepentingan termasuk para petinggi partai. Sayangnya, Muhadjir menolak menjelaskan secara terperinci apa saja solusi dan prasyarat yang diajukan Indonesia kepada FIFA itu.

“Saya kira, saya tidak perlu menyampaikan secara detail karena sebagian besar juga masih sebagai usulan-usulan mentah,” kata Muhadjir pekan lalu.

Anggota Komisi X DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira yang turut hadir dalam rapat tersebut mengungkapkan, salah satu syarat dan solusi yang diajukan pemerintah kepada FIFA itu datang dari usulan partainya. Andreas menyebut, sejak Agustus 2022, PDI Perjuangan sudah berupaya melobi pemerintah untuk menetapkan beberapa syarat agar Piala Dunia U-20 tetap bisa digelar di Indonesia.

Salah satu syarat yang diusulkan PDI Perjuangan itu, kata Andreas, juga tertuang dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah.

“Misalnya, tidak menggunakan bendera, tidak menggunakan national anthem (lagu kebangsaan), ada beberapa persyaratan di situ,” tutur Andreas kepada media pekan lalu.

Andreas menambahkan, lobi-lobi yang dilakukan Partai Banteng kepada pemerintah juga sejatinya merupakan langkah antisipasi agar pelaksanaan Piala Dunia U-20 bisa berjalan secara tertib. Sebab, kata Andreas, biar bagaimanapun, kedatangan Israel ke Indonesia tentu akan menimbulkan ekses yang tidak terduga. Apalagi, itu juga bertentangan dengan konstitusi yang ada.

“Oleh karena itu kami mengingatkan pemerintah untuk mencari jalan keluar dengan membicarakannya dengan FIFA,” tegas Andreas.

Potensi penolakan dan gangguan keamanan dengan kedatangan Israel ke Indonesia ini sebetulnya sudah diperkirakan PSSI sejak jauh hari. Mantan Staf Khusus PSSI, Duddy S Sutandi mengatakan, PSSI sudah memetakan potensi penolakan dan gangguan keamanan terhadap kehadiran Israel sejak pertengahan 2022.

Saat itu, PSSI sempat menerima informasi intelijen bahwa akan ada penolakan terhadap kedatangan Israel ke Indonesia. Informasi itu didapat dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS). Duddy bilang, sebagai pejabat tinggi Polri, mantan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule memang kerap menjalin komunikasi dengan kedua institusi tersebut.

Adapun potensi penolakan yang dimaksud itu terbagi dalam dua unsur ideologis. Pertama, kata Duddy, potensi penolakan dari partai dan orang-orang yang memegang teguh prinsip Presiden ke-1 RI Soekarno. Lalu, potensi penolakan kedua bakal datang dari ormas-ormas dan partai yang berbasis agama.

Berbekal informasi intelijen itu, PSSI pun sempat mengagendakan kunjungan kepada pihak-pihak yang kontra terhadap kedatangan Israel. Iwan Bule, sambung Duddy, bahkan sudah merencanakan kunjungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia. Iwan berencana meminta bantuan NU dan MUI untuk menjelaskan persoalan Israel itu kepada masyarakat dan pihak-pihak yang kontra.

“Tetapi sungguh disesalkan program rencana kunjungan silaturahmi kepada pihak-pihak yang berpotensi menolak kehadiran Timnas U-20 Israel urung terlaksana karena  keburu adanya desakan KLB (Kongres Luar Biasa PSSI),” tulis Duddy melalui pesan singkat kepada media.

Desakan KLB muncul usai tragedi terbesar sepakbola Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Oktober 2022. Saat itu, total 135 orang meregang nyawa diduga lantaran tembakan gas air mata yang dilepaskan kepolisian usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ratusan lainnya mengalami luka ringan dan berat.

Sejak saat itu, kata Duddy, agenda pertemuan PSSI dengan pihak-pihak yang kontra dengan kedatangan Timnas Israel pun batal terlaksana. Duddy dan para pengurus PSSI saat itu hanya bisa berharap agar rencana pertemuan dengan pihak yang kontra itu bakal dilaksanakan oleh pengurus PSSI baru setelah terpilih pada Februari 2023.

“Akhirnya sekarang kita berharap semoga FIFA tidak menjatuhkan sanksi yang berat terhadap pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U-20,” kata Duddy.

Kepada media, Iwan Bule mengaku kecewa dengan keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Dia juga menyesalkan sikap pihak-pihak yang telah mencampuradukkan urusan sepakbola dengan politik. Sebab, kata Iwan, kegagalan Indonesia manggung di ajang Piala Dunia U-20 ini sama saja dengan mengubur mimpi para talenta sepakbola.

“Indonesia bisa ditunjuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 Ini tidak gampang. Itu kepercayaan yang luar biasa dari FIFA. Nah sekarang dibatalkan tentu saya sangat kecewa sedih dan menangis,” tulis Iwan Bule melalui pesan singkat kepada media pekan lalu.

Erick Thohir seusai pulang dari Doha menyampaikan bahwa dia sudah mengerahkan segala upaya agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sayangnya, FIFA tetap menolak solusi dan syarat yang diajukan Indonesia. Dengan begitu, secara otomatis slot gratis Indonesia di Piala Dunia pun dihapus dan digantikan oleh Argentina yang kini ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

“Saya sudah berjuang maksimal,” pungkas Erick dengan wajah yang lesu.

Sumber: Kunjungi ➡️
Baca juga

Related Posts

X
Komentar
Sembunyikan

0 Response to "Informasi Intelijen dan Gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia"

Posting Komentar

 
Back to top