11 Fakta Erupsi Gunung Semeru Sejauh Ini
Arymedia - Gunung Semeru mengalami erupsi. Masyarakat diimbau menjauh dari lokasi dan mewaspadai banjir lahar dan guguran awan panas.
Akibat peristiwa ini sejumlah infrastruktur dan rumah warga rusak. Tim BPBD Kabupaten Lumajang telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Berikut ini sejumlah fakta yang diketahui sejauh ini, Sabtu (4/12/2021).
1. Guguran Awan Panas Mengarah ke Besuk Kobokan
Berdasarkan keterangan Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
"Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/12/2021).
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan berbau belerang. Selain itu, berdasarkan laporan visual, beberapa titik lokasi juga gelap akibat kabut abu vulkanik.
Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang-lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang-lebih 500 meter di bawah kawah.
2. Masyarakat Diimbau Jauhi Aliran Sungai Mujur dan Curah Kobokan
Akibat adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang daerah aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
"Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi, dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat," ujarnya.
Tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
3. Warga Luka Bakar karena Semeru Erupsi Dilarikan ke Puskesmas
Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 15.00 WIB, membuat warga banyak yang mengalami luka bakar. Mereka pun dibawa ke puskesmas terdekat. Salah satunya di Puskesmas Penanggal.
Adapun suasana Puskesmas Penanggal di Kecamatan Candipuro berubah. Puluhan warga membawa korban yang terkena luka bakar dengan sepeda motor atau kendaraan yang ada. Mereka ada yang menjerit kesakitan karena kulitnya melepuh.
Rata-rata warga yang dibawa ke Puskesmas Penanggal lantaran mengalami luka bakar dari gumpalan awan panas yang turun saat Semeru erupsi. Para korban terus berdatangan. Para korban kebanyakan mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Sementara kapasitas perawatan puskesmas overload.
"Lebih 10 pasien kami rawat. Kapasitasnya overload," kata Kepala Puskesmas Penanggal Lumajang, dr Lya Aristini saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Dia mengaku pihaknya merawat pasien luka bakar baik kondisi berat atau ringan. Namun rata-rata kondisinya berat dan ada yang tidak sadarkan diri.
"Banyak korban luka bakar di sini, banyak, banyak yang dirujuk ke sini. Ini setiap ambulan yang datang dari rujukan-rujukan warga," jelasnya.
Informasi yang dihimpun detikcom, tampak para korban luka bakar memakai infus dan dirawat apa adanya. Mereka dijaga keluarganya yang juga mengalami luka bakar. Kebanyakan para korban kulitnya melepuh dan memerah karena terkena awan panas.
Lya menambahkan luka bakar kebanyakan di area wajah. Sehingga memang dibutuhkan rujukan ke tempat fasilitas kesehatan. Diketahui korban luka bakar di bagian wajah dan dada rawan menyebabkan sesak nafas dan mempengaruhi paru-paru.
"Kasusnya banyak luka bakar, parah, luasnya sangat luas, daerah wajah banyak. Jadi memang butuh rujukan. Sekujur tubuh," ujarnya.
4. Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Putus
Besarnya erupsi dan semburan awan panas guguran Gunung Semeru membuat Jembatan Perak, penghubung Lumajang-Malang, ambruk. Arus lalu lintas pun lumpuh total.
Ngatemi (53), warga Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, mengatakan Jembatan Perak di Dusun Sumber Puring ambrol diterjang banjir lahar dari Gunung Semeru. Jembatan penghubung Kecamatan Pasirian, Lumajang, dengan Kecamatan Dampit, Malang, itu tidak bisa dilewati.
"Sekitar pukul 16.00 WIB, Jembatan Perak ambruk diterjang lahar panas Gunung Semeru. Arus lalu lintas lumpuh total akibat Jembatan Perak tidak bisa dilintasi," ujar Ngatemi kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Ngatemi menambahkan, kendaraan yang hendak melewati jembatan itu pun harus putar balik. Sebagian pengendara mengabadikan ambruknya jembatan melalui kamera ponselnya.
5. Warga Lumajang Butuh Bantuan
Desa yang paling parah terkena dampak erupsi Gunung Semeru adalah Desa Curah Kobokan, yang ada di lereng Semeru. Warga desa tersebut butuh bantuan.
Saat Semeru erupsi, warga Curah Kobokan segera menyelamatkan diri. Namun warga yang tak sempat keluar dari desa terpaksa mengevakuasi diri ke masjid. Itu karena rumah mereka juga rawan ambruk.
Warga yang mengungsi ke masjid saat ini membutuhkan pertolongan. Mereka meminta dievakuasi keluar dari desa yang masih dalam radius erupsi Semeru.
"Ini kami butuh bantuan, kami butuh evakuasi, kami terjebak lava. Kami warga Curah Kobokan, semuanya berkumpul di masjid," ujar Nurahman, warga Curah Kobokan, Sabtu (4/12/2021).
Nurahman mengatakan warga perlu segera dievakuasi karena tak ada yang bisa digunakan untuk melakukan evakuasi. Warga juga tak membawa apa-apa karena langsung menyelamatkan diri begitu Semeru erupsi. Masjid juga penuh dengan abu Semeru.
6. Atap Rumah Ambruk Terguyur Abu Vulkanik Semeru
Luncuran awan panas guguran setinggi 11 kilometer dari Gunung Semeru membuat panik warga yang bermukim di lereng Semeru. Banyak warga meninggalkan harta bendanya untuk menyelamatkan diri.
Dari pantauan saat ini, di Desa Supit Urang dan Sumber Mujur, banyak motor dan rumah terguyur abu vulkanik dari gunung tertinggi di Jawa Timur ini. Sejumlah atap rumah banyak yang ambruk karena tidak kuat menahan beban material abu Gunung Semeru.
Heri, salah satu warga Lumajang, mengatakan warga yang bermukim di lereng Gunung Semeru banyak yang panik dan menyelamatkan diri. Hingga saat ini pihak BPBD Lumajang dan relawan berfokus pada penyelamatan jiwa.
"Warga panik dan banyak meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk selamatkan diri. Ada banyak atap rumah ambruk dan motor tertimbun abu vulkanik. Pemerintah, BPBD Lumajang, dan relawan fokus penyelamatan jiwa," ujar Heri kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
7. Lumajang Diterjang Hujan Kerikil hingga Warga Mandi Lumpur
Gunung Semeru erupsi. Erupsi Semeru diperkirakan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Selain hujan abu dan hujan air di sekitarnya, terjadi hujan kerikil. Itu dirasakan warga yang berada di sekitar aliran lahar Semeru.
"Iya, tadi sempet hujan kerikil. Sakit semua badan dan kepala ini," kata Heri, salah satu warga Desa Supit Urang, saat dihubungi, Sabtu (4/12/2021).
Dia mengaku peristiwa itu terjadi saat dirinya melihat penambang pasir di Curah Kobokan. Saat itu banyak penambang pasir berada di lokasi.
"Semua berteriak hujan kerikil-hujan kerikil, ayo berlindung, ayo pergi," ujarnya.
Warga yang berada di tengah lapangan itu tampak berlarian dan menaiki kendaraan yang ada di depannya. Di antaranya sepeda motor, pikap, dan truk.
Selain hujan kerikil, tubuh warga bermandikan lumpur. Tubuh mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi lumpur. Bahkan jalan-jalan di sekitar lokasi tampak tertutup lahar dingin. Begitu juga warga yang tidak sempat menyelamatkan diri tampak basah kuyup akibat diguyur hujan lumpur.
"Saat ini BPBD Provinsi sudah bergerak, BPBD Kabupaten Lumajang sudah merapat. Bupati Lumajang juga bergerak ke lokasi. Mohon ikhtiar dan doa mugi selamet sedoyo," kata Khofifah.
9. Suasana Erupsi Semeru: Awan Panas Menutup Langit, Anak Kecil Berlarian
Gunung Semeru mengalami erupsi. Awan panas dari gunung membubung tinggi menutup langit. Begini suasana kepanikan warga lereng Semeru.
Berdasarkan siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (4/12/2021), guguran awan panas berdampak ke masyarakat di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Kabupaten ini terletak di lereng sebelah tenggara Semeru.
Humas BNPB mengirimkan sejumlah video yang merekam suasana erupsi di lereng Semeru. Dalam suasana gerimis, terlihat di jalur lahar, seorang pria bermantel biru memantau dari dekat banjir lahar yang mendekat ke arahnya. Lahar itu berwarna cokelat berasap, mengalir semakin dekat bak menggantikan air di sungai.
Di video berikutnya, terlihat awan panas semakin meninggi dari arah gunung. Gadis kecil berkerudung biru berlari terbirit-birit di aspal desa. Di belakangnya, ada bocah yang masih menggendong tas ransel sambil memegang buku berlari sesekali menengok ke belakangnya. Di belakangnya, ada banyak lagi anak kecil yang keluar dari bangunan.
10. Semeru Sudah Puluhan Kali Erupsi
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut sudah puluhan kali Semeru erupsi. Semeru mengalami erupsi sejak Jumat (3/12/2021) pukul 24.00 WIB hingga Sabtu (4/12/2021) pukul 01.00 WIB.
"Bahwa tadi malam itu ada puluhan kali Semeru mengalami erupsi, sejak jam 24.00 hingga 01.00 WIB," kata Cak Thoriq, sapaan akrabnya, saat dihubungi detikcom.
Dan puncaknya terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat kejadian, situasi Lumajang dalam kondisi hujan deras sejak pukul 13.00 WIB.
"Kejadian sekitar jam 15.00 WIB, sekarang hujan sejam jam 1," ujarnya.
Dampak Semeru erupsi ini, jelas dia, membuat dua kecamatan di Lumajang kondisinya gelap gulita. Dia menambahkan kondisi erupsi saat ini lebih besar dibanding pada 2020. Pihaknya kini sedang melakukan koordinasi untuk melakukan kedaruratan.
"Artinya lebih besar dari tahun lalu. Saya belum bisa menjelaskan berapa. Saya mohon waktu," tandasnya.
11. Warga dilarang Beraktivitas 5 Km dari Kawah
Gunung Semeru mengalami erupsi. Badan Geologi meminta masyarakat sekitar menjauhi area terdampak awan panas dan mewaspadai ancaman guguran lava.
Dilansir dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Sabtu (4/12/2021), masyarakat atau pengunjung maupun wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.
"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," demikian imbauan Badan Geologi itu.
Masyarakat juga diimbau menjauhi area terdampak material awan panas. Selain itu, Badan Geologi mengingatkan perlunya mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru (mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk)," tulis Badan Geologi.
Sumber: Kunjungi ➡️
Erupsi Semeru
Peristiwa
Akibat peristiwa ini sejumlah infrastruktur dan rumah warga rusak. Tim BPBD Kabupaten Lumajang telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
1. Guguran Awan Panas Mengarah ke Besuk Kobokan
Berdasarkan keterangan Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
"Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/12/2021).
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan berbau belerang. Selain itu, berdasarkan laporan visual, beberapa titik lokasi juga gelap akibat kabut abu vulkanik.
Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang-lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang-lebih 500 meter di bawah kawah.
2. Masyarakat Diimbau Jauhi Aliran Sungai Mujur dan Curah Kobokan
Akibat adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang daerah aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
"Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi, dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat," ujarnya.
Tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
3. Warga Luka Bakar karena Semeru Erupsi Dilarikan ke Puskesmas
Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 15.00 WIB, membuat warga banyak yang mengalami luka bakar. Mereka pun dibawa ke puskesmas terdekat. Salah satunya di Puskesmas Penanggal.
Adapun suasana Puskesmas Penanggal di Kecamatan Candipuro berubah. Puluhan warga membawa korban yang terkena luka bakar dengan sepeda motor atau kendaraan yang ada. Mereka ada yang menjerit kesakitan karena kulitnya melepuh.
Rata-rata warga yang dibawa ke Puskesmas Penanggal lantaran mengalami luka bakar dari gumpalan awan panas yang turun saat Semeru erupsi. Para korban terus berdatangan. Para korban kebanyakan mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Sementara kapasitas perawatan puskesmas overload.
"Lebih 10 pasien kami rawat. Kapasitasnya overload," kata Kepala Puskesmas Penanggal Lumajang, dr Lya Aristini saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Dia mengaku pihaknya merawat pasien luka bakar baik kondisi berat atau ringan. Namun rata-rata kondisinya berat dan ada yang tidak sadarkan diri.
"Banyak korban luka bakar di sini, banyak, banyak yang dirujuk ke sini. Ini setiap ambulan yang datang dari rujukan-rujukan warga," jelasnya.
Informasi yang dihimpun detikcom, tampak para korban luka bakar memakai infus dan dirawat apa adanya. Mereka dijaga keluarganya yang juga mengalami luka bakar. Kebanyakan para korban kulitnya melepuh dan memerah karena terkena awan panas.
Lya menambahkan luka bakar kebanyakan di area wajah. Sehingga memang dibutuhkan rujukan ke tempat fasilitas kesehatan. Diketahui korban luka bakar di bagian wajah dan dada rawan menyebabkan sesak nafas dan mempengaruhi paru-paru.
"Kasusnya banyak luka bakar, parah, luasnya sangat luas, daerah wajah banyak. Jadi memang butuh rujukan. Sekujur tubuh," ujarnya.
4. Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Putus
Besarnya erupsi dan semburan awan panas guguran Gunung Semeru membuat Jembatan Perak, penghubung Lumajang-Malang, ambruk. Arus lalu lintas pun lumpuh total.
Ngatemi (53), warga Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, mengatakan Jembatan Perak di Dusun Sumber Puring ambrol diterjang banjir lahar dari Gunung Semeru. Jembatan penghubung Kecamatan Pasirian, Lumajang, dengan Kecamatan Dampit, Malang, itu tidak bisa dilewati.
"Sekitar pukul 16.00 WIB, Jembatan Perak ambruk diterjang lahar panas Gunung Semeru. Arus lalu lintas lumpuh total akibat Jembatan Perak tidak bisa dilintasi," ujar Ngatemi kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Ngatemi menambahkan, kendaraan yang hendak melewati jembatan itu pun harus putar balik. Sebagian pengendara mengabadikan ambruknya jembatan melalui kamera ponselnya.
5. Warga Lumajang Butuh Bantuan
Desa yang paling parah terkena dampak erupsi Gunung Semeru adalah Desa Curah Kobokan, yang ada di lereng Semeru. Warga desa tersebut butuh bantuan.
Saat Semeru erupsi, warga Curah Kobokan segera menyelamatkan diri. Namun warga yang tak sempat keluar dari desa terpaksa mengevakuasi diri ke masjid. Itu karena rumah mereka juga rawan ambruk.
Warga yang mengungsi ke masjid saat ini membutuhkan pertolongan. Mereka meminta dievakuasi keluar dari desa yang masih dalam radius erupsi Semeru.
"Ini kami butuh bantuan, kami butuh evakuasi, kami terjebak lava. Kami warga Curah Kobokan, semuanya berkumpul di masjid," ujar Nurahman, warga Curah Kobokan, Sabtu (4/12/2021).
Nurahman mengatakan warga perlu segera dievakuasi karena tak ada yang bisa digunakan untuk melakukan evakuasi. Warga juga tak membawa apa-apa karena langsung menyelamatkan diri begitu Semeru erupsi. Masjid juga penuh dengan abu Semeru.
6. Atap Rumah Ambruk Terguyur Abu Vulkanik Semeru
Luncuran awan panas guguran setinggi 11 kilometer dari Gunung Semeru membuat panik warga yang bermukim di lereng Semeru. Banyak warga meninggalkan harta bendanya untuk menyelamatkan diri.
Dari pantauan saat ini, di Desa Supit Urang dan Sumber Mujur, banyak motor dan rumah terguyur abu vulkanik dari gunung tertinggi di Jawa Timur ini. Sejumlah atap rumah banyak yang ambruk karena tidak kuat menahan beban material abu Gunung Semeru.
Heri, salah satu warga Lumajang, mengatakan warga yang bermukim di lereng Gunung Semeru banyak yang panik dan menyelamatkan diri. Hingga saat ini pihak BPBD Lumajang dan relawan berfokus pada penyelamatan jiwa.
"Warga panik dan banyak meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk selamatkan diri. Ada banyak atap rumah ambruk dan motor tertimbun abu vulkanik. Pemerintah, BPBD Lumajang, dan relawan fokus penyelamatan jiwa," ujar Heri kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
7. Lumajang Diterjang Hujan Kerikil hingga Warga Mandi Lumpur
Gunung Semeru erupsi. Erupsi Semeru diperkirakan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Selain hujan abu dan hujan air di sekitarnya, terjadi hujan kerikil. Itu dirasakan warga yang berada di sekitar aliran lahar Semeru.
"Iya, tadi sempet hujan kerikil. Sakit semua badan dan kepala ini," kata Heri, salah satu warga Desa Supit Urang, saat dihubungi, Sabtu (4/12/2021).
Dia mengaku peristiwa itu terjadi saat dirinya melihat penambang pasir di Curah Kobokan. Saat itu banyak penambang pasir berada di lokasi.
"Semua berteriak hujan kerikil-hujan kerikil, ayo berlindung, ayo pergi," ujarnya.
Warga yang berada di tengah lapangan itu tampak berlarian dan menaiki kendaraan yang ada di depannya. Di antaranya sepeda motor, pikap, dan truk.
Selain hujan kerikil, tubuh warga bermandikan lumpur. Tubuh mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi lumpur. Bahkan jalan-jalan di sekitar lokasi tampak tertutup lahar dingin. Begitu juga warga yang tidak sempat menyelamatkan diri tampak basah kuyup akibat diguyur hujan lumpur.
"Saat ini BPBD Provinsi sudah bergerak, BPBD Kabupaten Lumajang sudah merapat. Bupati Lumajang juga bergerak ke lokasi. Mohon ikhtiar dan doa mugi selamet sedoyo," kata Khofifah.
9. Suasana Erupsi Semeru: Awan Panas Menutup Langit, Anak Kecil Berlarian
Gunung Semeru mengalami erupsi. Awan panas dari gunung membubung tinggi menutup langit. Begini suasana kepanikan warga lereng Semeru.
Berdasarkan siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (4/12/2021), guguran awan panas berdampak ke masyarakat di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Kabupaten ini terletak di lereng sebelah tenggara Semeru.
Humas BNPB mengirimkan sejumlah video yang merekam suasana erupsi di lereng Semeru. Dalam suasana gerimis, terlihat di jalur lahar, seorang pria bermantel biru memantau dari dekat banjir lahar yang mendekat ke arahnya. Lahar itu berwarna cokelat berasap, mengalir semakin dekat bak menggantikan air di sungai.
Di video berikutnya, terlihat awan panas semakin meninggi dari arah gunung. Gadis kecil berkerudung biru berlari terbirit-birit di aspal desa. Di belakangnya, ada bocah yang masih menggendong tas ransel sambil memegang buku berlari sesekali menengok ke belakangnya. Di belakangnya, ada banyak lagi anak kecil yang keluar dari bangunan.
10. Semeru Sudah Puluhan Kali Erupsi
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut sudah puluhan kali Semeru erupsi. Semeru mengalami erupsi sejak Jumat (3/12/2021) pukul 24.00 WIB hingga Sabtu (4/12/2021) pukul 01.00 WIB.
"Bahwa tadi malam itu ada puluhan kali Semeru mengalami erupsi, sejak jam 24.00 hingga 01.00 WIB," kata Cak Thoriq, sapaan akrabnya, saat dihubungi detikcom.
Dan puncaknya terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat kejadian, situasi Lumajang dalam kondisi hujan deras sejak pukul 13.00 WIB.
"Kejadian sekitar jam 15.00 WIB, sekarang hujan sejam jam 1," ujarnya.
Dampak Semeru erupsi ini, jelas dia, membuat dua kecamatan di Lumajang kondisinya gelap gulita. Dia menambahkan kondisi erupsi saat ini lebih besar dibanding pada 2020. Pihaknya kini sedang melakukan koordinasi untuk melakukan kedaruratan.
"Artinya lebih besar dari tahun lalu. Saya belum bisa menjelaskan berapa. Saya mohon waktu," tandasnya.
11. Warga dilarang Beraktivitas 5 Km dari Kawah
Gunung Semeru mengalami erupsi. Badan Geologi meminta masyarakat sekitar menjauhi area terdampak awan panas dan mewaspadai ancaman guguran lava.
Dilansir dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Sabtu (4/12/2021), masyarakat atau pengunjung maupun wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.
"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," demikian imbauan Badan Geologi itu.
Masyarakat juga diimbau menjauhi area terdampak material awan panas. Selain itu, Badan Geologi mengingatkan perlunya mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru (mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk)," tulis Badan Geologi.
Sumber: Kunjungi ➡️
Baca juga
0 Response to "11 Fakta Erupsi Gunung Semeru Sejauh Ini"
Posting Komentar